Selamat
datang di blog portal berita Berandalan Puritan. Sejak 5 Oktober 2009 kami
mengudara On Line di jagat raya dunia maya ini. Mencoba memberikan kontribusi
baru bukan hanya sebagai sebuah media informasi, namun juga kami berharap bisa
memberikan nuansa berbeda dari kebanyakan tradisi blog hingga website yang
penuh dengan berita. Baik catatan pribadi seseorang hingga portal yang
memberikan berita berita baik pada skala nasional ataupun internasional. Dalam
prosesnya, Berandalan Puritan memang tidak melakukan spesialisasi penyajian
berita secara menyeluruh. Atau sederhananya adalah berita berita yang kami
sajikan merupakan hasil kiriman copy paste dari portal – portal berita yang
sudah ada seperti www.hidayatullah.com, www.eramuslim.com, www.sabili.co.id,
www.arrahmah.com, www.muslimdaily.net, dan portal – portal berita yang lain. Mengapa
demikian? Karena sebenarnya Berandalan Puritan untuk penyajian berita
orisinilnya lebih memfokuskan kepada berita yang berbau seni. Mulai dari berita
musik, tulis menulis, desain grafis, graffiti, perfilman hingga berita – berita
kultur non mainstream.
Alias
kami lebih banyak bicara tentang berita – berita yang kami anggap jarang di
ketahui masyarakat namun penting untuk disampaikan.Karena itulah, untuk
komposisi berita umum, kami lebih memilih mengcopas dari website hingga blog –
blog yang sengaja kami jadikan rujukan sumber berita seperti beberapa website
yang sudah kami sebutkan sebelumnya. Sedangkan redaksi berandalan puritan
secara orisinal menghadirkan berita berita yang berasal dari kultur kultur
baru, unik, fresh hingga gaya hidup – gaya hidup dan perkembangannya hingga
saat ini.
Kenapa Kami Memilih Nama Berandalan
Puritan?
Banyak orang bertanya kenapa kami
memilih nama Berandalan Puritan. Dua kata yang tidak lazim apalagi menurut
orang – orang umum. Kata Berandalan adalah gambaran generasi rusak yang identik
dengan hal negatif, kehidupan jalanan yang liar, racun dan sampah masyarakat
dan sebagainya. Sedangkan kata Puritan lebih dikenal dengan latar belakang
penghakiman nilai dari kultur yang mengatakan diri mereka menolak fasisme
dengan mengidentifikasi golongan fasis itu sendiri adalah golongan dari pihak
baik agama atau kenyakinan tertentu yang ingin menjaga prinsip – prinsip dari
kemurnian dasar kenyakinannya.
Kata ini memang berawal dari
sentimen anti fundamental di beberapa lagu – lagu yang disebarkan oleh banyak
band band indie label baik band band dari dalam hingga luar negeri, mulai dari
band berwarna music rap hingga metal dan sebagainya. yang intinya mengolok –
olok dan melawan eksistensi kaum atau komunitas agama atau kenyakinan tertentu
yang memegang prinsip kemurnian kenyakinannya atau lebih sering kita
menyebutnya kaum fundamental tadi. Yang dalam hal ini dalam pengalamannya
ditujukan lebih banyak ke komunitas Islam.
Asal kata dan rangkuman sejarah kaum
Puritan
Beragam versi bisa kita temukan
mengenai latar belakang sejarah lahirnya kata puritan. Namun di Wikimedia
hingga perpustakaan – perpustakaan yang pernah kami kunjungi salah satu
keseragaman sejarah mengenai asal lahirnya fenomena puritan ini di mulai dari
fenomena konflik internal kaum kristiani. Salah satu sumber sejarah ada yang
mengatakan bahwa Pada pertengahan abad ke-16, gereja di Inggris terpecah
menjadi dua kekuatan; Anglikan yang memiliki kekuatan dan puritan yang menjadi
saingan. Pada masa itu, Ratu Elizabeth sebagai Ratu Inggris memiliki perasaan
tidak suka terhadap Kaum Puritan. Ratu Elizabeth ini beragama Protestan, dia
mengubah ajaran dan upacara-upacara ajaran Protestan. Hal ini mendapat protes
dari kaum Protestan, mereka ingin pemurnian ajaran Protestan yang sudah banyak
diubah Ratu Elizabeth. Kaum yang ingin memurnikan kembali ajaran Protestan ini
disebut Kaum Puritan. Walaupun mendapat protes, namun.
Ratu Elizabeth tidak memperdulikan
dan tetap menjalankan prinsip agama yang dia anut. Kaum protestan ini menuntut
agar kembali kepada ajaran Alkitab saja, tanpa terlalu bermegah-megah dan
mengadakan upacara-upacara. Ketika Ratu Elizabeth meninggal dunia pada tahun
1603, dia digantikan oleh sepupunya, Raja James VI dari Skotlandia. Kemudian
Raja James menjadi Raja Inggris menggantikan Ratu Elizabeth dan dikenal sebagai
James I. Seperti Ratu Elizabeth, Raja James I ini juga memiliki rasa tidak suka
terhadap kaum Puritan. Maka keadaan kaum Puritan di Inggris menjadi semakin
buruk. Karena mendapat perlakuan yang buruk dari Raja James I, maka kaum
puritan merasa harus pergi keluar dari Inggris. Pada tahun 1607, kaum separatis
- sekte Puritan radikal yang tidak percaya gereja Negara dapat direformasi-
memisahkan diri ke Leiden, Belanda, tempat mereka mendapat suaka dari penguasa
di sana. Namun, kaum Calvin Belanda memanfaatkan mereka untuk menjadi pekerja
kasar dengan bayaran yang murah. Beberapa dari mereka merasa tidak puas dan
memutuskan untuk pindah. Pada tahun 1620, sekelompok Kaum Peziarah (Pilgrims)
menggunakan Kapal Mayflower untuk berpindah menuju ke Amerika, sebuah kepulauan
dimana mereka bisa bebas dalam menjalankan agama yang mereka anut tanpa ada
tekanan lagi dari kerajaan Inggris maupun dari pihak lain. Ketka putra James,
Charles Inaik tahta dalam tahun 1625, ketegangan di Inggris menjadi begitu
hebat bahkan bagi kaum Puritan sehingga sejumlah besar diantara mereka itu
bersedia untuk mengarungi laut lepas dan hutan belantara untuk menemukan
masyarakat lain.
Menurut Dr. Joel R. Beeke,
“Penggunaan kata Puritan bukan hanya untuk orang-orang yang dikeluarkan dari
Church of England dengan the Act of Uniformity-nya pada tahun 1662, namun juga
orang-orang dari beberapa generasi setelah Reformasi di wilayah Inggris Raya
dan Amerika Utara, yang berusaha mereformasi dan memurnikan gereja serta memimpin
orang-orang kembali kepada kemurnian Alkitab, kehidupan yang saleh menurut
Alkitab, mempertahankan konsistensi doktrin tentang anugerah. Dari gambaran
penjelasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Puritan adalah gerakan untuk
memimpin ajaran Kristen kembali kepada Alkitab dan kehidupan yang ‘kudus’
sebagai bukti dari pertobatan yang sejati (sesuai syariat kekristenan).
Karakter gerakan kaum Kristen
puritan. Kaum Kristen puritan secara sederhana adalah kaum yang pada awalnya
ingin mengembalikan masyarakat Kristen kepada kehidupan murni yang bersumber
pada dasar dasar (fundamen) ‘kesucian’ Al Kitab. Makanya dalam banyak catatan
sejarah kaum puritan saat itu selalu Mendasarkan Khotbah mereka di atas
tuntunan Alkitab. Beberapa tokoh – tokoh Kristen puritan seperti Edward Dering
seorang tokoh Puritan berkata, “Hamba Tuhan yang setia, seperti Kristus, adalah
orang yang hanya berkhotbah dari Alkitab saja.” Dan John Owen salah seorang
pendeta puritan menyetujuinya dengan berkata, “Tugas utama dan prinsip dari
seorang Gembala adalah memberi makan kepada domba-dombanya dengan khotbah yang
dalam dari Alkitab.” Sebagaimana Miller Maclure katakan bahwa bagi kaum
Puritan, khotbah tidak boleh memutarbalikan Kitab Suci, namun secara literal
harus dari dalam Alkitab; bukan teks di dalam khotbah, namun khotbah di dalam
teks. Henry Smith yang juga adalah
pengkhotbah Puritan berkata kepada jemaatnya, “Kita harus selalu menempatkan
Firman Allah di depan kita sebagai aturan hidup, dan tidak mempercayai yang
lain selain apa yang diajarkan Alkitab, tidak mengasihi yang lain selain yang
ditentukan Alkitab, tidak membenci yang lain selain yang dibenci Alkitab, tidak
melakukan yang lain selain yang diperintahkan oleh Alkitab.” Kutipan-kutipan
dari para pengkhotbah Puritan di atas tentunya memberikan gambaran yang jelas
kepada kita bahwa Kaum Puritan mendasarkan khotbah-khotbah mereka tidak lain
selain dari dasar – dasar (fundamen) kemurnian(purity) Alkitab. Masih banyak
catatan sejarah lahirnya kaum puritan yang sebenarnya dimulai dari gejolak
internal masyarakat Kristen. Anda bisa membaca di banyak perpustakaan kelas
nasional atau searching internet mudah untuk menemukan catatan catatan sejarah
kaum puritan.
Puritan dari konflik internal kaum
Kristen hingga ke hujatan terhadap nilai nilai Islam
Garis merah penting yang kami catat
tentang kaum puritan adalah masalah mempertahankan dasar dasar kenyakinannya,
dan juga coba memurnikan tuntunan hidup masyarakatnya. Walau memang pada
awalnya berasal dari sejarah konflik kaum Kristen. Secara bahasa Puritan
berasal dari kata purity (kemurnian). Yaitu orang – orang yang ingin menjaga
kemurnian baik itu kenyakinan, prinsip hidup dan sebagainya dalam hidupnya.
Namun dalam sejarah perkembangannya di era millennium ini. Julukan puritan
sudah bukan lagi sebuah identifikasi terhadap sejarah dua pendapat dalam
kekristenan. Definisi puritan telah melebar seirin waktu dengan beragam
masalahnya. Di dunia islam sendiri julukan puritan ini lebih disamakan dengan
wajah kaum – kaum fundamental islam. Yaitu kaum atau komunitas atau golongan
yang ingin menegakkan kemurnian islam, baik dari pemikiran, aturan hidup dan
tata hokum kemasyarakatan secara menyeluruh (Syariat Islam).
Puritan juga julukan yang sering di
berikan kepada generasi Islam yang mencintai Islam (Al Qur’an dan As Sunnah)
secara mendalam dan serius. Maka dari itu semua ada begitu banyak klaim
bertebaran yang mengidentikan generasi generasi Islam yang memperjuangkan islam
termasuk ke dalam golongan kaum puritan. Secara frontal, redaksi berandalan
puritan pun menemukan banyak bukti selain dari kaum orientalis dan intelektual,
dari kalangan musisi-pun, banyak sekali artis hingga band band yang membuat
lagu – lagu baik berjudul frontal Puritan atau tidak tapi isinya memang
membahas hujatan dan pengidentikan gerakan gerakan islam sebagai kaum puritan.
Bahkan mereka tidak segan menyebut golongan islam ini sejajar dengan fasis.
Entah itu fasis fasis seperti Hitler, Musolini dan sebagainya. Karena di
kemudian hari faktanya, makna kata puritan memang bukan lagi milik kaum Kristen
yang ingin menjaga kemurnian kekristenannya. Tapi sudah melebar seperti yang
kami katakan sebelumnya bahwa puritan secara definisi dan faktanya memiliki
arti yaitu individu atau golongan yang ingin mempertahankan dasar dasar
kemurnian kenyakinan dan tuntunan hidup baik diri maupun masyarakatnya. Kesimpulannya
kaum puritan dan kaum fundamental sebenarnya memiliki persamaan, yang itu orang
– orang yang ingin menjaga dasar dasar prinsip dan kemurnian. Kenapa harus pakai
kata Berandalan?
Pertanyaan kenapa harus ada kata
berandalan adalah pertanyaan kedua yang sering kami dapatkan, setelah
pertanyaan apa yang di maksud dengan kata puritan. Kata berandalan memiliki
arti sendiri dalam hidup kami. Baik dari sisi para penggagas ide ini yaitu
Thufail Al Ghifari, maupun dari sisi masing masing penggerak berandalan puritan
itu sendiri yaitu The Roots Of Madinah dan kawan – kawan yang terlibat dalam
mobilisasinya. Hampir dipastikan bahwa semua anggota Berandalan Puritan mempunyai
cerita yang tidak lepas dari dunia Berandalan. Ada anggota kami yang mengalami
perceraian dan kekerasan orang tua. Ada juga yang mengalami dibanting gitarnya
oleh orang tua yang menganggap apa yang dilakukan dengan dunia musiknya adalah
suatu hal negative dan destruktif. Melakukan pergaulan bebas, menggunakan
narkotika, hubungan seks luar nikah, berkelahi, terjebak mafia motor dan
sebagainya, hingga ada juga yang dijembloskan ke Pesantren dan di Pesantren
diam diam menyebar virus lagu – lagu rock n roll, hingga yang memang memilih
hidup sebagai berandalan di jalanan mencari kebenaran dan jawaban jawaban
kehidupan meninggalkan rumah orang tuanya bertahun – tahun bahkan hingga saat
ini. Dan masih banyak lagi cerita tentang fenomena para pendiri Berandalan
puritan. Dunia Berandalan yang dalam kacamata umum adalah dunia kekerasan,
urakan, narkotika, glamouritas, pemberontak, kebebasan dan sebagainya.
Berandalan adalah salah satu titik anti kemapanan yang hidup di masyarakat.
Berbagai macam asumsi, pendapat,
klaim dan penilaian penilaian tentang Berandalan berujung pada opini negatif. Namun
dari kata Berandalan inilah, kami menemukan jati diri dari jaket jaket lusuh
kami, dari sweater sweater bau keringat kami, dari setiap distorsi jalanan yang
kami lewati. Ya..jalanan seperti menjadi rumah terbaik kami, sejak pemilihan
umum tetap abadi menjadi tempat lelucon komoditas politik praktis dengan atau
tanpa label agamanya di dalamnya. Maka di jalanan kami belajar untuk hidup dan
menghidupi hidup dengan sisi siss puritan yang kian mengakar dalam diri kami.
Karena dari semua dinamika, rusak dan hancurnya masa lalu tersebut,
Alhamdulillah masih ada setetes hidayah untuk mengerti arti bertaubat dan tetap
optimis pada rahmat Alloh. Berandalan Puritan di dirikan memang untuk menjadi
wadah dan fasilitas untuk itu semua. Kami tidak bisa menampik tentang masa –
masa hitam yang pernah kami lewati, dan cerita cerita pencarian yang telah
mengorbankan banyak hal dalam hidup kami.
Tapi sekali lagi dan sekali lagi dan
sekali lagi, kami menetapkan komitmen diantara ombang ambing kerapuhan,
diantara dilemma kehidupan. Ketika orang – orang mengiris mata dalam rangkai
pesimis jiwa. Kami justru bisa menembus lusinan cerita jiwa dengan optimisme
hidup dengan modal kenyakinan teguh dalam jati diri kami ini, tentang belajar
dari setiap kesalahan, tentang tetap terbangun walau kami terjatuh berulang
kali, tentang mengejar harapan walau harus berhadapan dengan benturan benturan
persekongkolan kemunafikan, tentang menolak menyerah diantara lusinan tekanan,
tentang melaju melawan arus fitnah, tentang tegar di tengah badai. Walau
sejatinya semilliar penilaian miring menghampiri kami, dan itulah filosofi
Berandalan, suatu ketika kami tidak ingin menikmati keindahan hanya dari
tampilan luar semata. Berandalan adalah gambaran rusak ruas ruas hidup kami
yang ingin kami bayar, berandalan adalah metafora keterbatasan yang ingin kami
dobrak, berandalan adalah cerita pentebusan yang ingin kami lunasi dengan sisa
hidup kami. Dan dari kejujuran itulah kami memilih menolak ‘kesucian retorika’
dan tetap berjalan mengaplikasikan ide – ide kehidupan para berandalan. Yang
kami maksud disini adalah bagaimana hidup apa adanya, tanpa harus berputus asa
untuk memperbaiki diri. Suatu ketika kami menyadari jati diri itu tidak
terdapat pada koleksi album ramones, sex pistol, sepultura dan lusinan band
band rock yang kami kenal, kami juga tidak menemukan jati diri itu pada kitab
dari catatan – catatan pemikiran mulai dari marx hingga nietzhie.
Tapi jati diri itu berdefinisi di
dalam sebuah kitab lusuh berdebu, yang ada hampir disetiap rumah dari negeri
mayoritas muslim ini. Kitab yang mungkin hanya dingat untuk dijadikan mahar
sebuah akad nikah, kitab yang bahkan ada juga hanya memposisikan dia sebagai
hiasan diatas rak TV dan meja ruang tamu. Kitab yang dianggap kuno bahkan fasis
puritan. Tapi kitab itulah yang menghidupi kami akan kekekalan wahyu dari dua
pusaka kemuliaan hidup ketika kami bersumpah bahwa tidak ada sesembahan lain
selain Alloh Swt dan Nabi Muhammad adalah utusan Alloh. Dan dalam sejarah
penemuan jati diri itulah, kamipun sadar menjadi berandalan di mata masyarakat,
dianggap rusak atau apapun dimata dunia ini, kami sudah sangat tidak perduli.
Yang kami harapkan hanyalah cinta dari Alloh seperti kami akan terus belajar
mencintai Alloh dan mencari pintu pintu pengampunan dariNya dari mahligai
keridhoanNya, sekuat tenaga kami, walau tertatih tatih…itulah kenapa kami
memakai nama Berandalan Puritan.