Rabu, 28 Maret 2012

kata brandalan


Selamat datang di blog portal berita Berandalan Puritan. Sejak 5 Oktober 2009 kami mengudara On Line di jagat raya dunia maya ini. Mencoba memberikan kontribusi baru bukan hanya sebagai sebuah media informasi, namun juga kami berharap bisa memberikan nuansa berbeda dari kebanyakan tradisi blog hingga website yang penuh dengan berita. Baik catatan pribadi seseorang hingga portal yang memberikan berita berita baik pada skala nasional ataupun internasional. Dalam prosesnya, Berandalan Puritan memang tidak melakukan spesialisasi penyajian berita secara menyeluruh. Atau sederhananya adalah berita berita yang kami sajikan merupakan hasil kiriman copy paste dari portal – portal berita yang sudah ada seperti www.hidayatullah.com, www.eramuslim.com, www.sabili.co.id, www.arrahmah.com, www.muslimdaily.net, dan portal – portal berita yang lain. Mengapa demikian? Karena sebenarnya Berandalan Puritan untuk penyajian berita orisinilnya lebih memfokuskan kepada berita yang berbau seni. Mulai dari berita musik, tulis menulis, desain grafis, graffiti, perfilman hingga berita – berita kultur non mainstream.
Alias kami lebih banyak bicara tentang berita – berita yang kami anggap jarang di ketahui masyarakat namun penting untuk disampaikan.Karena itulah, untuk komposisi berita umum, kami lebih memilih mengcopas dari website hingga blog – blog yang sengaja kami jadikan rujukan sumber berita seperti beberapa website yang sudah kami sebutkan sebelumnya. Sedangkan redaksi berandalan puritan secara orisinal menghadirkan berita berita yang berasal dari kultur kultur baru, unik, fresh hingga gaya hidup – gaya hidup dan perkembangannya hingga saat ini.
Kenapa Kami Memilih Nama Berandalan Puritan?
Banyak orang bertanya kenapa kami memilih nama Berandalan Puritan. Dua kata yang tidak lazim apalagi menurut orang – orang umum. Kata Berandalan adalah gambaran generasi rusak yang identik dengan hal negatif, kehidupan jalanan yang liar, racun dan sampah masyarakat dan sebagainya. Sedangkan kata Puritan lebih dikenal dengan latar belakang penghakiman nilai dari kultur yang mengatakan diri mereka menolak fasisme dengan mengidentifikasi golongan fasis itu sendiri adalah golongan dari pihak baik agama atau kenyakinan tertentu yang ingin menjaga prinsip – prinsip dari kemurnian dasar kenyakinannya.
Kata ini memang berawal dari sentimen anti fundamental di beberapa lagu – lagu yang disebarkan oleh banyak band band indie label baik band band dari dalam hingga luar negeri, mulai dari band berwarna music rap hingga metal dan sebagainya. yang intinya mengolok – olok dan melawan eksistensi kaum atau komunitas agama atau kenyakinan tertentu yang memegang prinsip kemurnian kenyakinannya atau lebih sering kita menyebutnya kaum fundamental tadi. Yang dalam hal ini dalam pengalamannya ditujukan lebih banyak ke komunitas Islam.
Asal kata dan rangkuman sejarah kaum Puritan
Beragam versi bisa kita temukan mengenai latar belakang sejarah lahirnya kata puritan. Namun di Wikimedia hingga perpustakaan – perpustakaan yang pernah kami kunjungi salah satu keseragaman sejarah mengenai asal lahirnya fenomena puritan ini di mulai dari fenomena konflik internal kaum kristiani. Salah satu sumber sejarah ada yang mengatakan bahwa Pada pertengahan abad ke-16, gereja di Inggris terpecah menjadi dua kekuatan; Anglikan yang memiliki kekuatan dan puritan yang menjadi saingan. Pada masa itu, Ratu Elizabeth sebagai Ratu Inggris memiliki perasaan tidak suka terhadap Kaum Puritan. Ratu Elizabeth ini beragama Protestan, dia mengubah ajaran dan upacara-upacara ajaran Protestan. Hal ini mendapat protes dari kaum Protestan, mereka ingin pemurnian ajaran Protestan yang sudah banyak diubah Ratu Elizabeth. Kaum yang ingin memurnikan kembali ajaran Protestan ini disebut Kaum Puritan. Walaupun mendapat protes, namun.
Ratu Elizabeth tidak memperdulikan dan tetap menjalankan prinsip agama yang dia anut. Kaum protestan ini menuntut agar kembali kepada ajaran Alkitab saja, tanpa terlalu bermegah-megah dan mengadakan upacara-upacara. Ketika Ratu Elizabeth meninggal dunia pada tahun 1603, dia digantikan oleh sepupunya, Raja James VI dari Skotlandia. Kemudian Raja James menjadi Raja Inggris menggantikan Ratu Elizabeth dan dikenal sebagai James I. Seperti Ratu Elizabeth, Raja James I ini juga memiliki rasa tidak suka terhadap kaum Puritan. Maka keadaan kaum Puritan di Inggris menjadi semakin buruk. Karena mendapat perlakuan yang buruk dari Raja James I, maka kaum puritan merasa harus pergi keluar dari Inggris. Pada tahun 1607, kaum separatis - sekte Puritan radikal yang tidak percaya gereja Negara dapat direformasi- memisahkan diri ke Leiden, Belanda, tempat mereka mendapat suaka dari penguasa di sana. Namun, kaum Calvin Belanda memanfaatkan mereka untuk menjadi pekerja kasar dengan bayaran yang murah. Beberapa dari mereka merasa tidak puas dan memutuskan untuk pindah. Pada tahun 1620, sekelompok Kaum Peziarah (Pilgrims) menggunakan Kapal Mayflower untuk berpindah menuju ke Amerika, sebuah kepulauan dimana mereka bisa bebas dalam menjalankan agama yang mereka anut tanpa ada tekanan lagi dari kerajaan Inggris maupun dari pihak lain. Ketka putra James, Charles Inaik tahta dalam tahun 1625, ketegangan di Inggris menjadi begitu hebat bahkan bagi kaum Puritan sehingga sejumlah besar diantara mereka itu bersedia untuk mengarungi laut lepas dan hutan belantara untuk menemukan masyarakat lain.
Menurut Dr. Joel R. Beeke, “Penggunaan kata Puritan bukan hanya untuk orang-orang yang dikeluarkan dari Church of England dengan the Act of Uniformity-nya pada tahun 1662, namun juga orang-orang dari beberapa generasi setelah Reformasi di wilayah Inggris Raya dan Amerika Utara, yang berusaha mereformasi dan memurnikan gereja serta memimpin orang-orang kembali kepada kemurnian Alkitab, kehidupan yang saleh menurut Alkitab, mempertahankan konsistensi doktrin tentang anugerah. Dari gambaran penjelasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Puritan adalah gerakan untuk memimpin ajaran Kristen kembali kepada Alkitab dan kehidupan yang ‘kudus’ sebagai bukti dari pertobatan yang sejati (sesuai syariat kekristenan).
Karakter gerakan kaum Kristen puritan. Kaum Kristen puritan secara sederhana adalah kaum yang pada awalnya ingin mengembalikan masyarakat Kristen kepada kehidupan murni yang bersumber pada dasar dasar (fundamen) ‘kesucian’ Al Kitab. Makanya dalam banyak catatan sejarah kaum puritan saat itu selalu Mendasarkan Khotbah mereka di atas tuntunan Alkitab. Beberapa tokoh – tokoh Kristen puritan seperti Edward Dering seorang tokoh Puritan berkata, “Hamba Tuhan yang setia, seperti Kristus, adalah orang yang hanya berkhotbah dari Alkitab saja.” Dan John Owen salah seorang pendeta puritan menyetujuinya dengan berkata, “Tugas utama dan prinsip dari seorang Gembala adalah memberi makan kepada domba-dombanya dengan khotbah yang dalam dari Alkitab.” Sebagaimana Miller Maclure katakan bahwa bagi kaum Puritan, khotbah tidak boleh memutarbalikan Kitab Suci, namun secara literal harus dari dalam Alkitab; bukan teks di dalam khotbah, namun khotbah di dalam teks.  Henry Smith yang juga adalah pengkhotbah Puritan berkata kepada jemaatnya, “Kita harus selalu menempatkan Firman Allah di depan kita sebagai aturan hidup, dan tidak mempercayai yang lain selain apa yang diajarkan Alkitab, tidak mengasihi yang lain selain yang ditentukan Alkitab, tidak membenci yang lain selain yang dibenci Alkitab, tidak melakukan yang lain selain yang diperintahkan oleh Alkitab.” Kutipan-kutipan dari para pengkhotbah Puritan di atas tentunya memberikan gambaran yang jelas kepada kita bahwa Kaum Puritan mendasarkan khotbah-khotbah mereka tidak lain selain dari dasar – dasar (fundamen) kemurnian(purity) Alkitab. Masih banyak catatan sejarah lahirnya kaum puritan yang sebenarnya dimulai dari gejolak internal masyarakat Kristen. Anda bisa membaca di banyak perpustakaan kelas nasional atau searching internet mudah untuk menemukan catatan catatan sejarah kaum puritan.
Puritan dari konflik internal kaum Kristen hingga ke hujatan terhadap nilai nilai Islam
Garis merah penting yang kami catat tentang kaum puritan adalah masalah mempertahankan dasar dasar kenyakinannya, dan juga coba memurnikan tuntunan hidup masyarakatnya. Walau memang pada awalnya berasal dari sejarah konflik kaum Kristen. Secara bahasa Puritan berasal dari kata purity (kemurnian). Yaitu orang – orang yang ingin menjaga kemurnian baik itu kenyakinan, prinsip hidup dan sebagainya dalam hidupnya. Namun dalam sejarah perkembangannya di era millennium ini. Julukan puritan sudah bukan lagi sebuah identifikasi terhadap sejarah dua pendapat dalam kekristenan. Definisi puritan telah melebar seirin waktu dengan beragam masalahnya. Di dunia islam sendiri julukan puritan ini lebih disamakan dengan wajah kaum – kaum fundamental islam. Yaitu kaum atau komunitas atau golongan yang ingin menegakkan kemurnian islam, baik dari pemikiran, aturan hidup dan tata hokum kemasyarakatan secara menyeluruh (Syariat Islam).
Puritan juga julukan yang sering di berikan kepada generasi Islam yang mencintai Islam (Al Qur’an dan As Sunnah) secara mendalam dan serius. Maka dari itu semua ada begitu banyak klaim bertebaran yang mengidentikan generasi generasi Islam yang memperjuangkan islam termasuk ke dalam golongan kaum puritan. Secara frontal, redaksi berandalan puritan pun menemukan banyak bukti selain dari kaum orientalis dan intelektual, dari kalangan musisi-pun, banyak sekali artis hingga band band yang membuat lagu – lagu baik berjudul frontal Puritan atau tidak tapi isinya memang membahas hujatan dan pengidentikan gerakan gerakan islam sebagai kaum puritan. Bahkan mereka tidak segan menyebut golongan islam ini sejajar dengan fasis. Entah itu fasis fasis seperti Hitler, Musolini dan sebagainya. Karena di kemudian hari faktanya, makna kata puritan memang bukan lagi milik kaum Kristen yang ingin menjaga kemurnian kekristenannya. Tapi sudah melebar seperti yang kami katakan sebelumnya bahwa puritan secara definisi dan faktanya memiliki arti yaitu individu atau golongan yang ingin mempertahankan dasar dasar kemurnian kenyakinan dan tuntunan hidup baik diri maupun masyarakatnya. Kesimpulannya kaum puritan dan kaum fundamental sebenarnya memiliki persamaan, yang itu orang – orang yang ingin menjaga dasar dasar prinsip dan kemurnian. Kenapa harus pakai kata Berandalan?
Pertanyaan kenapa harus ada kata berandalan adalah pertanyaan kedua yang sering kami dapatkan, setelah pertanyaan apa yang di maksud dengan kata puritan. Kata berandalan memiliki arti sendiri dalam hidup kami. Baik dari sisi para penggagas ide ini yaitu Thufail Al Ghifari, maupun dari sisi masing masing penggerak berandalan puritan itu sendiri yaitu The Roots Of Madinah dan kawan – kawan yang terlibat dalam mobilisasinya. Hampir dipastikan bahwa semua anggota Berandalan Puritan mempunyai cerita yang tidak lepas dari dunia Berandalan. Ada anggota kami yang mengalami perceraian dan kekerasan orang tua. Ada juga yang mengalami dibanting gitarnya oleh orang tua yang menganggap apa yang dilakukan dengan dunia musiknya adalah suatu hal negative dan destruktif. Melakukan pergaulan bebas, menggunakan narkotika, hubungan seks luar nikah, berkelahi, terjebak mafia motor dan sebagainya, hingga ada juga yang dijembloskan ke Pesantren dan di Pesantren diam diam menyebar virus lagu – lagu rock n roll, hingga yang memang memilih hidup sebagai berandalan di jalanan mencari kebenaran dan jawaban jawaban kehidupan meninggalkan rumah orang tuanya bertahun – tahun bahkan hingga saat ini. Dan masih banyak lagi cerita tentang fenomena para pendiri Berandalan puritan. Dunia Berandalan yang dalam kacamata umum adalah dunia kekerasan, urakan, narkotika, glamouritas, pemberontak, kebebasan dan sebagainya. Berandalan adalah salah satu titik anti kemapanan yang hidup di masyarakat.
Berbagai macam asumsi, pendapat, klaim dan penilaian penilaian tentang Berandalan berujung pada opini negatif. Namun dari kata Berandalan inilah, kami menemukan jati diri dari jaket jaket lusuh kami, dari sweater sweater bau keringat kami, dari setiap distorsi jalanan yang kami lewati. Ya..jalanan seperti menjadi rumah terbaik kami, sejak pemilihan umum tetap abadi menjadi tempat lelucon komoditas politik praktis dengan atau tanpa label agamanya di dalamnya. Maka di jalanan kami belajar untuk hidup dan menghidupi hidup dengan sisi siss puritan yang kian mengakar dalam diri kami. Karena dari semua dinamika, rusak dan hancurnya masa lalu tersebut, Alhamdulillah masih ada setetes hidayah untuk mengerti arti bertaubat dan tetap optimis pada rahmat Alloh. Berandalan Puritan di dirikan memang untuk menjadi wadah dan fasilitas untuk itu semua. Kami tidak bisa menampik tentang masa – masa hitam yang pernah kami lewati, dan cerita cerita pencarian yang telah mengorbankan banyak hal dalam hidup kami.
Tapi sekali lagi dan sekali lagi dan sekali lagi, kami menetapkan komitmen diantara ombang ambing kerapuhan, diantara dilemma kehidupan. Ketika orang – orang mengiris mata dalam rangkai pesimis jiwa. Kami justru bisa menembus lusinan cerita jiwa dengan optimisme hidup dengan modal kenyakinan teguh dalam jati diri kami ini, tentang belajar dari setiap kesalahan, tentang tetap terbangun walau kami terjatuh berulang kali, tentang mengejar harapan walau harus berhadapan dengan benturan benturan persekongkolan kemunafikan, tentang menolak menyerah diantara lusinan tekanan, tentang melaju melawan arus fitnah, tentang tegar di tengah badai. Walau sejatinya semilliar penilaian miring menghampiri kami, dan itulah filosofi Berandalan, suatu ketika kami tidak ingin menikmati keindahan hanya dari tampilan luar semata. Berandalan adalah gambaran rusak ruas ruas hidup kami yang ingin kami bayar, berandalan adalah metafora keterbatasan yang ingin kami dobrak, berandalan adalah cerita pentebusan yang ingin kami lunasi dengan sisa hidup kami. Dan dari kejujuran itulah kami memilih menolak ‘kesucian retorika’ dan tetap berjalan mengaplikasikan ide – ide kehidupan para berandalan. Yang kami maksud disini adalah bagaimana hidup apa adanya, tanpa harus berputus asa untuk memperbaiki diri. Suatu ketika kami menyadari jati diri itu tidak terdapat pada koleksi album ramones, sex pistol, sepultura dan lusinan band band rock yang kami kenal, kami juga tidak menemukan jati diri itu pada kitab dari catatan – catatan pemikiran mulai dari marx hingga nietzhie.
Tapi jati diri itu berdefinisi di dalam sebuah kitab lusuh berdebu, yang ada hampir disetiap rumah dari negeri mayoritas muslim ini. Kitab yang mungkin hanya dingat untuk dijadikan mahar sebuah akad nikah, kitab yang bahkan ada juga hanya memposisikan dia sebagai hiasan diatas rak TV dan meja ruang tamu. Kitab yang dianggap kuno bahkan fasis puritan. Tapi kitab itulah yang menghidupi kami akan kekekalan wahyu dari dua pusaka kemuliaan hidup ketika kami bersumpah bahwa tidak ada sesembahan lain selain Alloh Swt dan Nabi Muhammad adalah utusan Alloh. Dan dalam sejarah penemuan jati diri itulah, kamipun sadar menjadi berandalan di mata masyarakat, dianggap rusak atau apapun dimata dunia ini, kami sudah sangat tidak perduli. Yang kami harapkan hanyalah cinta dari Alloh seperti kami akan terus belajar mencintai Alloh dan mencari pintu pintu pengampunan dariNya dari mahligai keridhoanNya, sekuat tenaga kami, walau tertatih tatih…itulah kenapa kami memakai nama Berandalan Puritan.

0 komentar:

Posting Komentar